10 RISALAH PEMUDA ISLAM
Tak dapat disangkal lagi bahwa
eksistensi pemuda Islam dalam kehidupan amat penting, karena merekalah yang
memiliki potensi untuk mewarnai perjalanan sejarah umat manusia pada umumnya.
Semua ideologi yang berorientasi pada strategi revolusi, menggangap pemuda
sebagai tenaga paling revolusioner karena secara psikologis manusia mencapai
puncak hamasah (gelora semangat) dan quwwatul jasad (kekuatan fisik) pada usia
muda. Hal tersebut menumbuhkan semangat pergerakan, perubahan, bukan stagnasi
ataupun status quo. Dalam setiap kurun waktu, kemarin, kini dan esok, pemuda
senantiasa berdiri digaris terdepan. Baik sebagai pembela kebenaran yang gigih
ataupun sebagai pembela kebatilan canggih.
Di dalam Al-Qur’an peran pemuda
diungkapkan dalam kisah Ashabul Kahfi (18:19-22), kisahpemuda Ibrahim (21:60,69
dan 2:258) dan pemuda dibunuh oleh Ashabul uhdud (liht tafsir Ibnu Katsir QS.
Al-Buruuj) dan Assabiqunal Awwalun pada umumnya berusia muda.
Pentingnya memanfaatkan masa muda
digambarkan dengan hadist Rasulullah SAW sebagaiberikut : “Manffatkanlah yang
lima sebelum datang yang lima: masa mudamu sebelum datang masa tuamu, masa
sehatmu sebelum masa sakitmul, masa kayamu sebelum datang masa miskinmu, masa
hidupmu sebelum datang masa matimu, masa luangmu sebelum datang masa sibukmu.”
(HR. Al-Baihaqi)
Bagaimana potensi pemuda itu bisa
dikembangkan dalam bingkai Islam? Setidaknya mereka dituntut melaksanakan
sepuluh risalahnya:
1. Memahami Islam
Mustahil pemuda dapat memuliakan
Islam kalau mereka sendiri tidak memeahami Islam (35:28, 58:11).
“Siapa yang dikehendaki Allah akan
mendapat kebaikan maka dipandaikan dalam agama.” (HR. Bukhari-Muslim)
“Dunia ini terkutuk dan segala isinya
terkutuk dzikrullah dan yang serupa itu dan orang alim dan penuntut ilmu.” (HR.
At-Tirmizi)
2. Mengimani segenap ajaran Islam
Iman kepada Allah dan Rasul-Nya pada
hakikatnya merupakan sebuah sikap mental patuh dan tunduk (23:51). Tunduk patuh
berdasarkan cinta kepada-Nya (2:165) dan ittiba’ (mengikuti) Rasul-Nya (3:31,
53-3-4).
3. Mengamalkan dan mendakwahkan Islam
Ciri orang yang tidak mengalami
kerugian (khusrin) dalam hidup adalah senantiasa mengamalkan dan mendakwahkan
Islam (103:1-3, 41:33, 3:110, 9:71, 5:78-79).
“Barangsiapa menyeru kepada kebaikan
maka ia akan memperoleh pahala sepadan dengan orang yang mengerjakannya.” (HR.
Muslim)
4. Berihad di jalan Islam
Jihad adalah suatu hal yang diwajibkan
Allah kepada kaum muslimin. Said Hawa membagi jihat menjadi lima macam:
·
Jihad
lisaani, menyampaikan dakwah Islam kepada orang-orang kafir, munafik dan fasiq
yang disertai dengan hujjah (argumentasi) yang dicontohkan oleh Nabi SAW
(5:62).
·
Jihad
maali atau jihad dengan harta (49:1; 9:111). Jihat dengan harta merupakan
bagian vital bagi jihat yang lainnya, karana dakwah memerlukan sarana dan
prasarana.
·
Jihat
bilyad wan nafs atau jihat denngan tangan/ kekuasaan dan jiwa 922:39, 2:190,
8:39, 9:36). Termasuk dalam jihat ini adalah menentang orang kafir, usaha
mempertahankan diri terhadap serangan mereka, berusaha mengusir mereka dari
bumi Islam, memerangi kaum murtad dalam negeri Islam, melawan pemberontak atau
pembangkang atas negera Islam.
·
Jihat
slyaasi atau jihat politik.
·
Jihat
tarbawi/ta’limi, yakni bersugguh-sungguh mengajarkan, menyampaikan ilmu dan
mendidik orang-orang yang ingin memeahami Islam 93:79).
5. Sabar dan istiqomah di atas jalan Islam (21:83-85, 38:41-44, 37:100-107,
21:68-69, 71:5-9).
Keimanan harus dijalankan dengan
kesabaran dengan Istiqomah. “Keyakinan dalam iman haruslah secara bulat dan
kesabaran itu setengah dari iman.” (HR. Abu Nu’aim).
6. Mempersaudarakan manusia dengan ikatan Islam
Pemuda seharusnya berperan dalam
menjalin ukhuwah Islamiyah sesama muslim (8:63, 59:9). “Setiap mukmin yang satu
bagian mukmin lainnya bagian suatu bangunan, antara satu dengan yanng lain
saling mengokohkan.” (HR-Hadists).
7. Mengerakkan dan mengerahkan potensi umat Islam
Potensi umat Islam perlu diarahkan ke
dalam amal jama’i secara efektif dan efisien (3:146).
8. Optimis terhadap masa depan Islam
Pemuda Islam tidak boleh memiliki
jiwa pesimis. Sebaliknya harus optimis akan hasil perjuangan dan pertolongan
serta balasan dari Allah SWT. Hanya orang kafirlah yang memiliki sifat pesimis
(11:87, 15:56).
9. Introspeksi diri (muhasabah) terhadap aktifitas yang telah dilakukan
Introspeksi dan evaluasi dimaksudkan
agar pemuda tidak mengulang kesalahan yang sama dihari mendatang, tidak
terjebak dengan permasalahan yang sama dan mampu memperbaiki diri kearah yang
lebih baik (13:11)
“Seorang yang sempurna akalnya ialah
yang mengoreksi dirinya dan bersikap dengan amal sebagai bekal untuk mati.”
(HR. At-Tirmizi).
10. Ikhlas dalam segenap pengabdian di jalan Islam
Memurnikan niat karena Allah dalam
ibada dan jihat merupakan masalah fundamental agar amal itu diterima sekaligus
sukses.
“Sesungguhnya Allah menolong umat ini
hanya karena orang-orang yang lemah diantara mereka yaitu dengan dakwah, shalat
dan ikhlas mereka.” (HR. An-Nasai dari Sa’ad bin Abi Waqash)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar