Pemuda Islam itu Menginspirasi
SEPANJANG peradaban manusia, kita tahu bahwa pemuda adalah
sosok pelopor dalam segala hal. Bagaimana perubahan yang terjadi di setiap
bangsa, pemuda adalah penggeraknya. Di balik setiap transformasi sosial, motor
utamanya tak lain adalah pemuda. Ibarat sang surya, maka pemuda bagaikan sinar
matahari yang berada pada tengah hari dengan terik panas menyengat.
Berbagai bakat, potensi, kecenderungan, baik mengarah kepada
kebaikan maupun kepada kejahatan memiliki dorongan yang kuatnya ketika pada
masa muda. Itulah sebenarnya, kegagalan dan keberhasilan seseorang, kematangan
kepribadian manusia pada masa tua ditentukan oleh masa mudanya. Jika mereka
adalah para pemuda yang baik dan terdidik dengan adab-adab Islam, maka
merekalah yang akan menbarkan dan mendakwahkan kebaikan Islam serta menjadi
nakhoda umat ini yang akan mengantarkan mereka kepada kebaikan dunia dan
akhirat.
Oleh karena itulah para Sahabat Nabi yang masih muda memiliki
andil dan peran sangat besar dalam menyebarkan agama ini baik dari sisi
pengajaran maupun dari sisi berjihad di jalan Allah SWT. Dalam pentas sejarah
Islam, dengan mudah kita mendapat pemuda-pemuda yang namanya terukit dengan
tinta emas. Mereka layak menjadi uswah (teladan) bagi pemuda generasi sekarang.
Panutan yang sangat rill di saat pemuda kini kehilangan figur yang bisa dicontoh.
Potret Pemuda Islam
Terkini
Seakan tidak peduli dengan keadaan sekitar yang kian
memburuk, mereka asik dengan kesibukan dan kepentingan mereka sendiri. Bahkan
seringkali bukannya mengajak kepada kebaikan, mereka malah tertawa arus
kerusakan. Perzinaan, aborsi, minum miras, narkoba dll, hampir semua hal
negatiff saat ini dilakukan oleh mayoritas pemuda.
Bukannya peduli dengan kerusakan yang terjadi dan ingin
mengubahnya menjadi kebaikan, mereka lebih senang menghabiskan waktu luang
mereka sendiri dengan sekedar belajar ilmu pengetahuan ataupun malah mengujungi
tempat-tempat seperti Game Center, Rental PS, dkk.
Padahal jika dari sisi ekonomi, pergi ke tempat seperti itu
mengeluarkan biaya dan tidak bermanfaat sedikitpun, bahkan malah membawa
bencana. Sedangkan untuk pergi ke masjid, kita tidak usah mengeluarkan uang
sepeserpun. Ditambah lagi kegiatan-kegiatan yang dilakukan di masjid
bermanfaat, dan berpahala.
Maka seorang pemuda harus menyadari perannya di kehidupan,
tidak sekedar asik dengan kepentingan sendiri, tapi juga peduli dengan keadaan
sekitarnya. Rasulullah SAW bersabda: “Tidak akan bergeser kaki seorang manusia
dari sisi Allah pada hari kiamat (nanti), sampai dia ditanya tentang ilmu
(perkara): tentang umurnya, untuk apa dihabiskan? Tentang masa mudanya, untuk
apa digunakan? Hartanya, dari mana diperoleh dan kemana dibelanjakan? Ilmunya,
bagaimana dia amalkan ilmunya?” (HR. Tirmidzy: 2461, dihasankan oleh syaikh
al-Albny)
Pemuda memiliki potensi yang besar dalam perubahan, semangat
yang berapi-api, kritis dalam berfikir, militan dalam bergerak dan masih banyak
potensi lainnya. Yang jika semua potensi tersebut tidak dimanfaatkan untuk
kebaikan, maka potensi yang besar tadi akan dimanfaatkan oleh nafsu untuk
melakukan berbagai macam kerusakan besar.
Rasulullah SAW juga bersabda dalam hadits lain terkait
bagaimana kriteria pemuda yang selamat (dinaungi Allah):
Ada tujuh golongan manusia yang akan mendapat naungan Allah
pada hari yang tidak ada naungan kecuali naungan-Nya:
1.
Pemimpin
yang adil.
2.
Pemuda
yang tumbuh di atas kebaikan ‘ibadah kepada Rabbnya..
3.
Lelaki
yang hatinya terpaut dengan Masjid.
4.
Dua
orang yang saling mencintai karena Allah, sehingga mereka tidak bertemu dan
tidak juga berpisah kecuali karena Allah.
5.
Lelaki
yang diajak (berzina) oleh seorang wanita yang mempunyai kedudukan lagi cantik
lalu dia berkata, ‘Aku takut kapada Allah’.
6.
Orang
yang bersedekah dengan sembunyi-sebunyi, hingga tangan kirinya tisak mengetahui
apa yang diinfakkan oleh tangan kanannya.
7.
Orang
yang berdzikir kepada Allah dalam keadaan sendiri hingga kedua matanya basah
karena menangis,”
(HR. Al-Bukhari no. 620 dan Muslim
no. 1712)
Keteladanan Pemuda Era Raulullah
Perlu kita fahamkkan, bahwa masa muda
ialah untuk berkarya, periode emas dimana para pemuda zaman Rasululah saw.
Mengerjakan seluruh jiwa dan raganya untuk kemenangan Islam.
Adalah Az Zubai bin Awwam. Ia adalah
sosok pemuda teman diskusi Rasulullah, anggota pasukan berkuda, tentara yang
pemberani, pemimpin dakwah Islam di zamannya dalam usia 15 tahun. Sementara
Thalhah bin Ubaidillah, seorang pembesar utama barisan Islam di Makkah, singa
podium yang handal, pelindung Nabi saat perang Uhuh berkacamuk dengan tujuh
puluh luka tusuk tombak, donatur utama fill sabilillah, mendapat julukan dari
Rasulullah: Thalhah si Pemurah, Thalah si Dermawan diusianya yang masih sangat
muda.
Juga Sa’ad bin Abi Wwaqash, seorang
berkuda Muslim yang paling berani di saat usianya baru menginjak 17 tahun. Ia
dikenal sebagai pemanah terbaik, sahabat utama yang pertama kali mengalirkan
darahnya untuk Islam, lelaki yang disebut Rasulullah sebagai penduduk surga.
Zaid bin Tsabit, mendaftar jihad fii sabilillah sejak usia 13 tahun, pemuda
jenius mahir baca-tulis. Hingga Rasullah bersabda memberi perintah: “Wahai
Zaid, tulislah....”, ia mendapat tugas maha berat, menghimpun wahyu, di usia 21
tahun.
Juga Usman bin Zaid, namanya terkenal
harum sejak usia 12 tahun, mukmin tangguh dan muslim yang kuat, Rasululllah
menunjukan sebagai panglima perang di usianya yang ke-20 dan memimpin armada
perang menggempur negara adikuasa Romawi di perbatasab dengan kemenangan
gemilang.
Lalu, jika mereka pada usia seperti
itu saja telah berhasil mempersembahkan karya luar biasa, bahkan ada yang
mempersembahkan nyawa untuk membela Islam sehingga memperoleh syahid di
jalan-Nya,, maka apa yang telah kita persembahkan?
Memang menjadi di salah satu tugas
kita juga untuk menunjukkan pada masyarakat pemuda muslim yang diharapkan
agama, bangsa dan negara adalah pemuda yang benar-benar ta’at pada Allah yang
telah berIslam secara kaaffah (totalitas), tiidak setengah-setengah. Karena
bisa jadi, pandangan masyarakat (yang diawali telah disebutkan) terhadap para
pemuda disebabkan tak muncul sosok yang menjadi bukti bahwa pemuda muslim yang
kaaffah-lah yang sebenarnya umat butuhkan.
Dengan adanya karakteristik sosok
pemuda ideal yang dicontohkan dalam al-Qur’am dan al-Hadits diharapkan bisa
menjadi sumber inspirasi bagi para pemuda dahulu, masa kini dan masa depan.
Saadarilah, bahwa Islam menuggu peran para pemuda. Islam menunggu kita, kawan!
Pemuda yang senantiasa belajat Agama,
mendalaminya, mengamalkannya, lantang mendakwahkannya, digarda depan mereka
pionir perubahan mengajak manusia kepada Agama Tauhid Islam), karyanya
menggemparkan dunia, bersemangat disetiap jalan kebenaran, merangkul dan
mengajak masyarakat untuk taat kepada Allah dan RasulNya.
Inilah pemuda harapan ummat masa ini,
mereka tauladan sesamanya dan impian orangtua kepada setiap anak-anaknya. Itukah kalian...!!!?
Mari kita buktikan bahwa di atas
pundak kepribadian Muslim yang
sempurnalah mat Islam akan berdiri kokoh dan kuat. Mari saling mengingatkan
untuk senantiasa bersemangat dalam menjalani masa muda sebagai persembahan kita
untuk Islam dan Allah ‘aza wa jalla.
Sumber: BDM Al Hikmah Universitas Negeri Malang