Sejarah kelam Hari Kasih Sayang
Valentine
Hari kasih sayang. Begitulah nama yang di sempatkan setiap
tanggal 14 Februari ini. Pada hari yang lebih populer dengan nama hari
Valentine ini, banyak kawula muda mengekspresikan rasa cinta mereka kepada kekasihnya
(pacarnya) dengan beragam cara....
Sejarah Kelam 14
Februari Valentine
Terdapat banyak versi yang menyebutkan asal-usul hari
Valentine. Dari sekian banyak sumber yang beredar, hari valentine pertama kali
dijadikan hari perayaan Gereja oleh Paus Gelesius I yang saat itu menjadi
penguasa Romawi pada tahun 496 M. Upacara ini dinamakan Saint Valentine’s Day
untuk mengenang St valentine yang mati pada tanggal 14 Februari. St Valentina
konon adalah seorang pendeta di masa Kaisar Claudius II. Pada masa pemerintahan
Claudius II melarang tentara bujangan untuk menikah disebabkan tentara yang
sudah menikah akan menjadi lembek dan lemah ketika berpereang. Namun, St
Valentine melangarnya dan diam-diam dia menikahkan banyak tentara mudah
sehingga iapun ditangap dan dihukum gantung pada 14 Februari 296 M.
Para pembaca rahimakumullah, seorang muslim yang cemburuan
terhadap agamnanya, niscaya tidak rela merayakan hari valentine. Sadar atau
tidak sadar, ketika merayakan hari Valentine, berarti dia ikut melakukan penghormatan
kepada orang Nsrani yang dianggap sebagai “Pahlawan Cinta”. Cukuplah dua hadist
Rasulullah sallallahu ‘alaihi wasallam berikut ini sebagai peringatan bagi
setiap insan yang menakini Rasulullah Muhammad sallallhu ‘alaihi wasalam adalah
utusan Allah dan suri tauladannya.
Rasullullah sallallahu ‘alaihi wasallam bersabda,
“Barangsiapa bertassyabbuh (menyerupai) suatu kaum maka dia termasuk bagian
dari kaum tersebut” (HR. Ahmad dan Abu Dawud dengan sanad shahih). Di dalam
Hadist ini, terdapat ancaman keras bagi seorang muslim yang bertasyabbuh
(menyerupai) kepada orang kafir. Telah diketahui bahwa hari Valentine merupakan
perayaan orang-orang kafir. Oleh sebab itu, jika ada seseorang ikut merayakan
hari Valentine, berarti dia telah menyerupai orang kafir.
Rasullullah sallalllahu ‘alaihi wasallam juga bersabda,
“Sungguh kalian akan mengikuti jalan orang-orang sebelum kalian. Sejengkal demi
sejengkal, sehasta demi sehasta, sampai-sampai juga mereka memasuki lubang
dhabb (sejenis biawak) yahudi nsrani?”. Rasullullah menjawab “Siapa lagi?” (HR.
Bukhari Muslim).
Para pembaca rahimakumullah, di masa sekarang ini jalan hidup
Yahudi dan Nsrani mana yang tidak ditiru kaum muslimin? Mulai gaya berpakaian,
gaya makan, gaya penampilan, gaya hidup, sampai gaya beragama membebek kepada
Yahudi dan Nsrani. Termasuk pula ketika hari Valentine. Saling memberi coklat,
memberi bunga, kado pergi ke pesta, serta serta gaya hidup orang-orang Yahudi
dan Nsrani lainnya banyak kita dapati pada hari tersebut. Lantas, kemana rasa
ridha dan bangga kita terhadap agama
Islam sehingga harus mengikuti tradisi dan kebiasaan orang kafir.
Kelabu 14 Februari Hari Valentine
Pembicaraan seputar hari Valentine umunnya tidak lepas dari
hubungan “C-I-N-T-A” sepasang kekasih. Terlebih dijaman sekarang ini, dimana
rasa sanubari setiap insa serta syariat Islam yang telah dibuang jauh di
belakang punggungnya membuat pecinta kebaika hanya bisa mengelus dada. Sedih
melihat kenyataan yang ada. Padahal, syariat Islam yang mulia ini telah membuat
batasan-batasan hubungan pergaulan antar lawan jenis, diantaranya sebagai
berikut :
1. Islam memerintahkan menundukan pandangan ketika melihat lawan jenis yang
bukan mahram
Allah ta’ala berfirman (yang artinya)
“Katakanlah kepada orang laki-laki yang beriman, “Hendaklah mereka menundukan
pandangannya, dan menjaga kemaluannya (dari hal-hal yang haram); yang demikian
itu adalah lebuh suci bagi mereka. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang
mereka perbuat”. Katakanlah kepada wanita yang beriman, “Hendaklah mereka menundukan
pandangannya, dan menjaga kemaluannya (dari yang haram)”. (QS. AN-Nur:30-31).
2. Islam melarang untuk saling menyentuh dan ber-ikhtilath (campur baur)
antar lawan jenis yang bukan mahram.
Rasullullah sallalllahu ‘alaihi
wasallam bersabda, “Sungguh kepala kalian ditusuk dengan jarum besi, hal itu
lebih baik baginya daripada menyentuh seorangb wanita yang tidak halal
baginya”. (HR. Thabrani dengan sanad hasan).
Rasullullah sallalllahu ‘alaihi
wasallam juga bersabda, “Telah ditetapkan bagi anak Adam baginya dari zina,
pasti dia akan melakukannya. Kedua mata, zinanya dengan adalah memandang. Kedua
telinga, zinannya dengan mendengar. Lisan, zinanya adalah denngan
membicarakannya. Tangan zinanya adalah dengan memegang. Kaki zinanya adalah
dengan melangkah. Sementara qalbu berhasrat dan berangan-angan, maka
kemaluanlah yang merealisasikan hal itu atau mendustakannya”. (HR.
Bukhari-Muslim)
3. Islam melarang untuk berkhalwat (berduaan) antar lawan jenis yang bukan
mahram.
Rasullullah sallalllahu ‘alaihi
wasallam bersabda, “Janganlah sekali-kali seseorang diantara kalian (wahai kaum
pria) berdua-duaan dengan seorang wanita, karena setan akan menjadi orangb
ketiga”. (HR. Ahmad dan thirmidzi dengan sanad shahih)
4. Islam menutup pintu yang akan menjerumuskan seseorang kedalam perbuatan
zina.
Allah ta’ala berfirman (yang artinya),
“Dan janganlah kalian mendekati zina, sesungguhnya zina adalah perbuatan yang
buruk”. (QS. AL Isra:32).
Syaikh as Sa’idi menjelaskan,
“Larangan mendekati zina lebih kersas dari pada larangan melakukannya. Karena
larangan mendekati zina mencakup larangan untuk seluruh hal-hal yang akan
mengantarkannya dan mengajak menuju perbuatan zina.” (lihat Taisirul Karimir
Rahman)
5. Allah ta’ala mengharamkan surga bagi yang membiarkan perbuatan keji dalam
keluargannya.
Rasullullah sallalllahu ‘alaihi
wasallam bersabda, “Ada tiga golongan yang Allah haramkn surga untukanya :
pecandu khamr (minuman keras), anak yang durhaka kepada orangb tuanya, serta
duyyuts, yaitu oranng yang membiarkan perbuatan keji terjadi di rumahnya.” (HR.
Ahmad dengan sanad shahih)
Para pembaca rahimakumullah, cobalah
kita berkata jujur. Larangan mana yang diterjang oleh para muda-mudi ketika
hari valintine? Bahkan, pelanggaran syari’at banyak kita jumpai dalam
keseharian. Berpegangan, berboncengan, berpelukan, berciuman sampai taraf
perxinaan, na’udzu billahi min dzalik. Ironinya, para orang tua yangs
semestinnya mencegah hal-hal buruk terjadi di tengah kelurgannya justru
membiarkan hal tersebut.
Dari Keburukan 14 Februari Hari
valentine di atas “Apa masih ada Coklat
di Cintamu?”
Tidak ada komentar:
Posting Komentar