Selasa, 04 Februari 2014

Sejarah Kelam Valentine's Day



Sejarah kelam Hari Kasih Sayang Valentine




Hari kasih sayang. Begitulah nama yang di sempatkan setiap tanggal 14 Februari ini. Pada hari yang lebih populer dengan nama hari Valentine ini, banyak kawula muda mengekspresikan rasa cinta mereka kepada kekasihnya (pacarnya) dengan beragam cara....

Sejarah Kelam 14 Februari Valentine
Terdapat banyak versi yang menyebutkan asal-usul hari Valentine. Dari sekian banyak sumber yang beredar, hari valentine pertama kali dijadikan hari perayaan Gereja oleh Paus Gelesius I yang saat itu menjadi penguasa Romawi pada tahun 496 M. Upacara ini dinamakan Saint Valentine’s Day untuk mengenang St valentine yang mati pada tanggal 14 Februari. St Valentina konon adalah seorang pendeta di masa Kaisar Claudius II. Pada masa pemerintahan Claudius II melarang tentara bujangan untuk menikah disebabkan tentara yang sudah menikah akan menjadi lembek dan lemah ketika berpereang. Namun, St Valentine melangarnya dan diam-diam dia menikahkan banyak tentara mudah sehingga iapun ditangap dan dihukum gantung pada 14 Februari 296 M.
Para pembaca rahimakumullah, seorang muslim yang cemburuan terhadap agamnanya, niscaya tidak rela merayakan hari valentine. Sadar atau tidak sadar, ketika merayakan hari Valentine, berarti dia ikut melakukan penghormatan kepada orang Nsrani yang dianggap sebagai “Pahlawan Cinta”. Cukuplah dua hadist Rasulullah sallallahu ‘alaihi wasallam berikut ini sebagai peringatan bagi setiap insan yang menakini Rasulullah Muhammad sallallhu ‘alaihi wasalam adalah utusan Allah dan suri tauladannya.
Rasullullah sallallahu ‘alaihi wasallam bersabda, “Barangsiapa bertassyabbuh (menyerupai) suatu kaum maka dia termasuk bagian dari kaum tersebut” (HR. Ahmad dan Abu Dawud dengan sanad shahih). Di dalam Hadist ini, terdapat ancaman keras bagi seorang muslim yang bertasyabbuh (menyerupai) kepada orang kafir. Telah diketahui bahwa hari Valentine merupakan perayaan orang-orang kafir. Oleh sebab itu, jika ada seseorang ikut merayakan hari Valentine, berarti dia telah menyerupai orang kafir.
Rasullullah sallalllahu ‘alaihi wasallam juga bersabda, “Sungguh kalian akan mengikuti jalan orang-orang sebelum kalian. Sejengkal demi sejengkal, sehasta demi sehasta, sampai-sampai juga mereka memasuki lubang dhabb (sejenis biawak) yahudi nsrani?”. Rasullullah menjawab “Siapa lagi?” (HR. Bukhari Muslim).
Para pembaca rahimakumullah, di masa sekarang ini jalan hidup Yahudi dan Nsrani mana yang tidak ditiru kaum muslimin? Mulai gaya berpakaian, gaya makan, gaya penampilan, gaya hidup, sampai gaya beragama membebek kepada Yahudi dan Nsrani. Termasuk pula ketika hari Valentine. Saling memberi coklat, memberi bunga, kado pergi ke pesta, serta serta gaya hidup orang-orang Yahudi dan Nsrani lainnya banyak kita dapati pada hari tersebut. Lantas, kemana rasa ridha  dan bangga kita terhadap agama Islam sehingga harus mengikuti tradisi dan kebiasaan orang kafir.
Kelabu 14 Februari Hari Valentine
Pembicaraan seputar hari Valentine umunnya tidak lepas dari hubungan “C-I-N-T-A” sepasang kekasih. Terlebih dijaman sekarang ini, dimana rasa sanubari setiap insa serta syariat Islam yang telah dibuang jauh di belakang punggungnya membuat pecinta kebaika hanya bisa mengelus dada. Sedih melihat kenyataan yang ada. Padahal, syariat Islam yang mulia ini telah membuat batasan-batasan hubungan pergaulan antar lawan jenis, diantaranya sebagai berikut :

1.     Islam memerintahkan menundukan pandangan ketika melihat lawan jenis yang bukan mahram
Allah ta’ala berfirman (yang artinya) “Katakanlah kepada orang laki-laki yang beriman, “Hendaklah mereka menundukan pandangannya, dan menjaga kemaluannya (dari hal-hal yang haram); yang demikian itu adalah lebuh suci bagi mereka. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang mereka perbuat”. Katakanlah kepada wanita yang beriman, “Hendaklah mereka menundukan pandangannya, dan menjaga kemaluannya (dari yang haram)”. (QS. AN-Nur:30-31).

2.     Islam melarang untuk saling menyentuh dan ber-ikhtilath (campur baur) antar lawan jenis yang bukan mahram.
Rasullullah sallalllahu ‘alaihi wasallam bersabda, “Sungguh kepala kalian ditusuk dengan jarum besi, hal itu lebih baik baginya daripada menyentuh seorangb wanita yang tidak halal baginya”. (HR. Thabrani dengan sanad hasan).
Rasullullah sallalllahu ‘alaihi wasallam juga bersabda, “Telah ditetapkan bagi anak Adam baginya dari zina, pasti dia akan melakukannya. Kedua mata, zinanya dengan adalah memandang. Kedua telinga, zinannya dengan mendengar. Lisan, zinanya adalah denngan membicarakannya. Tangan zinanya adalah dengan memegang. Kaki zinanya adalah dengan melangkah. Sementara qalbu berhasrat dan berangan-angan, maka kemaluanlah yang merealisasikan hal itu atau mendustakannya”. (HR. Bukhari-Muslim)

3.     Islam melarang untuk berkhalwat (berduaan) antar lawan jenis yang bukan mahram.
Rasullullah sallalllahu ‘alaihi wasallam bersabda, “Janganlah sekali-kali seseorang diantara kalian (wahai kaum pria) berdua-duaan dengan seorang wanita, karena setan akan menjadi orangb ketiga”. (HR. Ahmad dan thirmidzi dengan sanad shahih)

4.     Islam menutup pintu yang akan menjerumuskan seseorang kedalam perbuatan zina.
Allah ta’ala berfirman (yang artinya), “Dan janganlah kalian mendekati zina, sesungguhnya zina adalah perbuatan yang buruk”. (QS. AL Isra:32).
Syaikh as Sa’idi menjelaskan, “Larangan mendekati zina lebih kersas dari pada larangan melakukannya. Karena larangan mendekati zina mencakup larangan untuk seluruh hal-hal yang akan mengantarkannya dan mengajak menuju perbuatan zina.” (lihat Taisirul Karimir Rahman)

5.     Allah ta’ala mengharamkan surga bagi yang membiarkan perbuatan keji dalam keluargannya.
Rasullullah sallalllahu ‘alaihi wasallam bersabda, “Ada tiga golongan yang Allah haramkn surga untukanya : pecandu khamr (minuman keras), anak yang durhaka kepada orangb tuanya, serta duyyuts, yaitu oranng yang membiarkan perbuatan keji terjadi di rumahnya.” (HR. Ahmad dengan sanad shahih)
Para pembaca rahimakumullah, cobalah kita berkata jujur. Larangan mana yang diterjang oleh para muda-mudi ketika hari valintine? Bahkan, pelanggaran syari’at banyak kita jumpai dalam keseharian. Berpegangan, berboncengan, berpelukan, berciuman sampai taraf perxinaan, na’udzu billahi min dzalik. Ironinya, para orang tua yangs semestinnya mencegah hal-hal buruk terjadi di tengah kelurgannya justru membiarkan hal tersebut.

Dari Keburukan 14 Februari Hari valentine di atas “Apa  masih ada Coklat di Cintamu?”

Tidak ada komentar:

Posting Komentar